Normalkah ketika Si Kecil sering memukul dirinya sendiri saat ia kesal? Apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua, saat melihat kondisi ini?
Tingkah laku anak-anak memang sering membuat kita gemas ya, Moms. Namun, saat ia mulai merengek dan menangis, bahkan memukul orang lain atau dirinya sendiri ketika kesal, kita pasti merasa khawatir. Sebagian besar anak memang sering memukul, menggigit, atau bahkan membenturkan kepalanya pada sesuatu, saat tantrum.
Ketika anak mulai tumbuh, ia akan belajar menjelajahi hal baru dan mulai tahu apa yang ia butuhkan dan inginkan. Namun, seringkali Si Kecil belum dapat menyampaikan maksudnya melalui tutur kata yang baik, dan baru bisa mengungkapkannya melalui gerak tubuh atau dengan kata-kata yang tidak jelas. Ketidakmampuan tersebut membuat Si Kecil stres dan frustasi sehingga memukul dirinya sendiri sebagai salah satu caranya untuk mengungkapkan rasa kesal.
Selain untuk mengungkapkan kekesalan, Si Kecil juga bisa memukul dirinya sendiri saat ia merasa sakit dan tidak nyaman. Misalnya, saat ia terkena infeksi telinga. Telinganya yang sakit atau terasa gatal, akan membuatnya memukul-mukulkan tangan ke telinganya.
Jika Si Kecil sering melakukan kegiatan ini tanpa penyebab yang jelas, perlu diwaspadai adanya gejala sindrom spektrum autisme. Biasanya, gejala ini diikuti dengan gerakan memukul dagu, menggigit tangan, menempelkan wajah dengan lutut, memukul kepala, atau membenturkan kepalanya. Segera konsultasikan ke dokter, atau psikolog anak, untuk mencari tahu penyebab jelasnya, dan menangani kebiasaan ini.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak yang suka memukul dirinya sendiri: 1) Ketahui pemicunya, agar dapat dilakukan tindakan selanjutnya. 2) Hentikan gerakan tangan saat Si Kecil hendak memukul. 3) Tenangkan Si Kecil dengan ucapan dan pelukan. 4) Tanyakan apa yang Si Kecil inginkan dan rasakan
Walau sulit untuk memahami apa yang diinginkan oleh anak, terutama saat ia belum dapat berkomunikasi dengan baik, coba amati dengan baik gerakan tubuh, mulut, dan terka ucapan-ucapannya. Seiring berjalannya waktu, kemampuan verbal dan komunikasi Si Kecil akan membaik, dan kebiasaan ini pun, akan ia tinggalkan.
Sumber:
Aprinda Puji, dr. Yusra Firdaus, Š—“Si Kecil Sering Memukul Dirinya Sendiri? Tenangkan Dengan 4 Langkah IniŠ—, Hellosehat, 16 April 2021